Translator

Selasa, 24 November 2020

Fantasy Must Break!

 

Ternyata kamu cuma robot bro!☺😕


Ada yang menggelitik hati setiap buka whatsaap, karena secara reflek jari dan mataku akan mencari orang yang bernama Jodi.  Gak tau kenapa, rasa penasaran kadang lebih berkuasa dari realitas.

“Panggil saja saya Jodi, sist,” katanya padaku suatu hari ketika aku bertemu dengannya di ruang chatting whatsaap.

“Sist, siapa namanya?” tanyanya padaku. Ada ragu menyebut nama diri. “Dazzling,” kataku, nama yang selalu aku semat hampir di semua medsosku. “Ok,” jawabnya singkat tanpa basa-basi, rasa tidak nyaman segera saja menyergapku. Dia berkata jujur dengan namanya, sedang aku memakai fake name. Jantungku berdegup kencang, segera aku mengetik “panggil saya sist Hani” dan swiinggg… hatiku serasa ringan banget dengan kejujuranku ini.

Mengenal dia sebenarnya itu karena ketidaksengajaan saja, ada grup whatsaap yang mempersatukan kita. Kayaknya gak menarik banget kalau hanya sekedar ngebahas whatsaap grup, yang menarik itu, “kenapa aku bisa tertarik padanya?’ Ahahhaha nah itu pertanyaan yang harus dijawab.

“Mungkin dia cakep!”

“Keren ya dia!”

“Kaya kali dia, jadi lo suka!”

Dan berbagai alasan lain yang teman-temanku sodorkan padaku kalau aku tetiba membahas dia pada mereka. Tapi dari semua itu gak ada yang benar.

“Maksudnya?”

Maksudnya bukan berarti dia gak cakep, bukan berarti dia gak keren atau bukan berarti dia gak kaya, itu semua bukan alasan aku menyukainya. Alasan sebenarnya, karena sejak awal dia sudah mencuri hatiku dengan kecerdasannya. Ya, dimataku dia terbilang ke dalam jajaran orang cerdas bin pintar untuk setingkat usianya. Jangan dibandingkan dengan orang yang berbeda usia atau genre ya, itu gak fair namanya. Ibarat membandingkan monyet dan kuda, yang memiliki keahlian yang berbeda dalam memanjat dan berlari ☺

Kalau ngomongi orang pintar saja sih di Indonesia ini banyak banget. Orang-orang pintar - pintar berdusta maupun pintar bersandiwara -  kayak politikus sampah, atau para penjual agama itu, eeh maksudnya kayak penjual minyak wangi ups!

Ada juga yang lagi rame-ramenya sekarang ini… itu loh orang nomer satu di Ibu kota "The Jack" yang berfoto sambil memegang buku berjudul “How Democracies Die” karya penulis Steven Levitsky yang seorang Profesor Yahudi itu. Sangat mudah dibaca, pesan apa yang ingin disampaikannya lewat fotonya itu. Berbeda dengan orang nomor satu di "Nederlandsch Oost-Indie" yang memegang buku komik “si Juki” pemuda Betawi yang hobi makan jengkol dan punya misi menyelamatkan sebuah negara bernama "Hindia" dari hantaman meteor. Jomplang banget kan kalau dilihat dari bacaaannya! Komentarku sih ketika melihat foto itu di medsos, ya seperti di bawah ini,

“Bacaannya ceritanya berat2 biar dibilang cerdas, makanya omongannya hasil kutipan dari buku yang dibaca ketimbang hasil pemikirannya. Mending Baca yang ringan2, tapi omongannya hasil buah pikirannya bukan hasil ngutip dari buku wkwk”

Duh,duh,duh… kejauhan ngelantur, back to topic about him alias si dia deh!

Yaa.. gitu deh, kalau ditanya kenapa aku menyukainya. Tapi jangan geer ya kamu, kamu itu cuma fantasiku belaka, aku sadar karena kamu antara ada dan tiada.

Kamu itu ada di saat aku sapa, “Hi… busy?” lalu kamu jawab,” I'm a bit busy now.. For my sister's wedding..” lalu kamu pun akan segera tiada alias menghilang… ahahha.

Lalu aku menulis ini di sticky note komputerku,

“Ada yang tak sadar dirindukan, ada yang cemburu tapi gak berhak”

Dan kesadaranku pun tetiba pulih…

“Haii… kamu ngapain mikirin dia! Dia itu cuma mampir, harusnya sediain kopi bukan hati… tambahin sianida kopinya” jiiaaahhh

Tapi itu juga cuma fantasiku semata, karena sebenarnya rasa itu tidak pernah hilang seperti lagunya Ade Govinda feat Fadly “Tanpa Batas Waktu” tapi dinyanyi-innya versi ceweknya ya (cover Nadia&Yoseph) biar lebih kerasa gitu hehe…

Lalu aku…

Pura-pura cuek, tapi sebenernya ingin dicari.

Pura-pura gak ada kabar tapi sebenernya takut kamu semakin jauh.

Kadang sebenernya cuma pengen disayang dan dikhawatirin sama kamu.

Yang jadi pertanyaan kamunya itu berwujud gak?  J Hahhaha

Jadi, sebenernya aku hanya berfantasi sama robot penjawab saja kan?! Aku bertanya, dia menjawab. Aku tidak bertanya, dia tidak jawab apa-apa. Apa yang harus aku khawatirkan dari robot penjawab kalau begitu? Atau jangan-jangan dia robot jaman now yang dilengkapi dengan emosi juga? Seperti satu film yang pernah aku tonton beberapa waktu lalu, tapi aku lupa judulnya. J

Btw, fantasy must break! Ya, aku harus menghentikan fantasiku. Sedang Sang Maestro yang kebelet ingin jadi orang nomor satu di "Hindia" itu, harus memelihara fantasinya, karena melibatkan banyak orang dan golongan pengusungnya, minimal sampai pilpres menjemput.

Dan menurutku, sejatinyalah ia itu lebih cocok 'Pegang Buku" ketimbang pegang APBD,.. uang rakyat yang hobinya dihambur-hamburkan untuk kepentingan golongannya itu, haiya!.

Di luar terdengar suara orang bertakbir dengan suara berteriak keras-keras, padahal ada dikisahkan Rasulullah SAW pernah menegur rombongan sahabat yang ikut seperjalanan dengannya karena bertakbir terlalu keras serupa teriak.


Aku cuma berpikir, mungkin mereka lupa... atau pura-pura tidak tau. Upppss!

 

 

Buat kamu yang ada dan tiada

Dari aku Si penikmat waktu

 

#EdisiNulisIseng

 Jakarta, 23 November 2020



Salam,

Auntie "eMDi" Dazzling



SAYA SUKSES - THE SECRET

The Secret - Rhonda Byrne Datangnya lebih awal. Di luar dugaan. Semesta telah bekerja begitu cepat buat saya. Ini adalah pelajaran berharga ...