Bulan lalu, ibu
memberiku sehelai selendang berwarna merah cerah. Ia bilang, kelak suatu hari selendang
itu diperlukanku, ketika aku mencoba menolak pemberiannya itu. Tapi, ternyata omongan
ibu itu betul, selendang
pemberiannya ternyata paling sering aku pakai ke mana saja daripada
pasmina-pasminaku. Ia selalu berada tak jauh dari tubuhku. Kadang ia melindungiku dari
dingin, dengan menutup pundakku, atau kadang ia hanya berslempangan saja di leherku
dengan bebasnya.
Entah mengapa, memakai
selendang pemberian ibu rasanya nyaman sekali. Aku serasa dekat dengannya, meski nyatanya hanya selendang pemberiannya saja yang dekat denganku. Tarno,
pacarku yang orang keturunan Jawa Lampung itu pun sempat memuji, katanya selendangnya
cantik, secantik si pemakai. Dipuji oleh pacar seperti itu siapa yang tidak senang.
Dan, gara-gara ini pula aku dan pacarku
semakin dekat dan mesra.
Suatu hari, kami
pergi berjalan-jalan ke kebun teh. Hawa yang dingin membuat kami saling
merapatkan diri lebih dekat. Tarno mengikat kami berdua dengan selendang, dengan
tali simpul yang dibuat asal-asalan. Tak berapa lama hujan rintik turun, kami
mencari saung untuk berteduh. Kami memilih saung yang jaraknya dekat-dekat
saja. Sampai di saung, tali simpul selendang aku buka, selendang kugelantungkan di leherku. Kulihat
Tarno merebahkan badan, aku hanya duduk sambil memeluk kakiku. Tanpa aku duga
Tarno menarikku, aku terjatuh dengan posisi tubuh menindihnya. Wajahku tepat
berada di atas wajahnya. Dalam sekejap ia mengulum bibirku, tangannya mencoba
masuk ke dalam kemejaku. Aku berontak dan mencoba menjauhkan tubuhku darinya.
Tapi tangannya lebih kuat dariku,
satu tangan menahan
tubuhku, dan satunya bergerilya dalam bh-ku. Sekarang posisiku bukan di
atasnya, tapi sebaliknya ia berada di atasku.
Ada sesosok devil sedang tertawa di matanya.
Tiba-tiba aku
teringat ibu. Selendang
kutarik, hanya dalam hitungan detik sudah berada di leher Tarno. Sekarang matanya melotot, lidahnya
menjulur, Tarno terbujur kaku di atasku.
Tawa sang devil sirna dari mata Tarno.
Dan, sekarang ia
bersamaku.
***
300 Kata
Note : Hahhaha niatnya ingin ikutan #MondayFF, tapi gak jadi.
Salam,
Auntie 'eMDi' Dazzling
Auntie 'eMDi' Dazzling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kunjungan anda adalah harapan bagi saya, tinggalkan jejak anda pada kolom komentar sebagai tanda harapan buat saya. Dan, semoga ini bukan harap-harap cemas :)
Dan diatas semua harapan, saya haturkan terimakasih atas kunjungannya :)