Pagi-pagi saya sudah mendapat hoki. Gimana gak ? waktu boss saya baru datang, tiba-tiba saja ia memanggil saya dan menunjukkan koran yang sedang ia baca. "Dazz, tuh pilih buku yang kamu mau!" katanya yakin. Saya yang gak nyangka bakal dapet durian rontok, mateng, harum, dan legit di pagi hari ngedadak serasa melayang kelangit ketujuh. Meski tawarannya ini bentuknya buku, tetapi bagi saya buku itu mengandung arti lebih dibanding lainnya. Dengan senyum-senyum, saya membaca koran yang disodorkannya pada saya, yang memuat recommended book tersebut.
Sekilas, mata saya menyapu judul-judul recommended book di koran tersebut. Bingung. Pasti. Gimana gak, semua terasa bagus dan menarik. Saya harus memilih satu diantara buku-buku menarik tersebut. Gak mungkin kan saya milih lebih dari satu, itu namanya saya gak tau diri, malu ah. Karena saya masih bingung, maka saya memutuskan akan membaca recommended book itu pada jam istirahat saja, supaya lebih tenang dalam memilih pikir saya.
Boss saya yang baik hati ini, pak Budy Cahyadi namanya, sebenarnya bukan untuk pertamakalinya memberi buku pada saya. Sebelumnya, saya pernah diberi satu buah buku yang berjudul "Power Blind" karyanya Eko Ramaditya Adikara, seorang penyandang tuna netra yang luar biasa. Dan pak Budy ini, tak segan-segan meminjamkan buku-buku koleksi pribadinya, pada saya dan beberapa teman lainnya.
Suatu hari, saya dipinjami buku karangan mantan Menkes almarhum Endang Rahayu Sedyaningsih yang berjudul "Seuntai Garnet dalam Hidupku", isi bukunya tentang kisah hidup beliau. Mulai dari kisah pengabdiannya sebagai seorang dokter bersama sang suami di daerah terpencil (daerah terpencil justru menjadi target pengabdiannya), kisah pengangkatannya sebagai mentri kesehatan, hingga kisah beliau saat mendapat vonis penyakit kanker, dari mulai terdiagnosis hingga maut menjemput. Semua tertuang dengan indah. Isi bukunya sangat bagus. Beda banget. Dan dari buku tersebut, saya bisa berkesimpulan bahwa beliau adalah seorang yang sangat penolong, rendah hati, jujur dan tegas. Masih ada dalam memori saya, bagaimana ia menolak pemberian dari seseorang, bukan karena sombong, tetapi karena ia tidak ingin itu menjadikan dirinya tidak bisa memandang lurus ke mata si pemberi. Kisahnya begini : ketika beliau muda, suatu hari ada seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Orang ini kemudian memberi cendera mata sebagai tanda terimakasih akan suatu hal padanya (balas budi), berupa barang yang ia suka. Ia membawa pulang cendera mata tersebut ke rumah. Sesampai di rumah, ternyata ia teringat terus dengan pemberian ini, bahkan membuat ia tidak bisa tidur. Ia berfikir apa jadinya dirinya, jika ia dikemudian hari tidak bisa memandang sejajar orang tersebut, karena pemberian tersebut. Esoknya, ia mengembalikan cendera mata tersebut pada si pemberi. Si pemberi terkaget-kaget. Mungkin maksud si pemberi "pemberiannya" itu bukan 'upeti' atau sogokan buat beliau, tetapi ia mempunyai cara pandang sendiri. Dan setelah itu, setiap ada yang memberi sesuatu buatnya, semua dikumpulkna dan disumbangkan. Tidak ada satupun barang, ia terima dan pakai pribadi. Bahkan ia akan langsung menolak tanpa basi-basi, jika ada orang yang berusaha menyogoknya, dan uang sogokan tersebut akan langsung ditolak dan dikembalikan. Great. Dan kisah tersebut diceritakannya dengan jujur. Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Selesai membaca buku tersebut, ada yang membekas di hati saya. Hingga kini.
Ada juga buku "Pondok Baca"nya Nh. Dini. Buku ini bercerita tentang kisah perjuangan Nh. Dini dalam membangun pondok baca, bagi warga lingkungan sekitar rumahnya. Dan kisah pahit manisnya seorang Nh. Dini menjadi seorang penulis, yang memilih profesi menjadi seorang penulis sebagai main jobnya.
Oya, baru ingat, masih ada satu buah buku pak Budy, yang masih ada pada saya dan belum selesai saya baca hingga saat ini, judulnya "Life Without Limits" karya Nick Vujicic, yang bercerita tentang cacat fisiknya dan pertempuran emosi yang dialaminya, yang kemudian ia bisa memotivasi dirinya, bahkan kemudian ia bisa menjadi seorang motivator terkenal. Karena buku ini belum rampung juga saya baca, harapan saya sih, semoga akhirnya buku ini menjadi milik saya #hihi ngarepdotcom. Dan masih banyak buku-buku lainnya milik pak Budy yang dipinjamkan, tidak hanya pada saya, tetapi juga pada yang lain, yang akhirnya menjadi milik si peminjam #hihi ini mah modus namanya.
Kembali ke tawaran pak Budy. Diantara buku yang direkomendasikan ada beberapa buku yang membuat mata dan hati saya sepakat menyukainya, diantaranya : Cerita di Balik Noda (Fira Basuki), We Love Stress (Pauline Leander), Everything is Possible (Kevin Wu), 27 Jurus Jitu Meraih Impian (Samsul Arifin), dan Titik Nol (Agustinus Wibowo). Dari sekian buku tersebut, dua diantaranya paling saya mau, yaitu : Cerita di Balik Noda dan Titik Nol. Untuk menentukan pilihan akhir, akhirnya saya memilih 'Titik Nol" sebagai buku yang saya mau. Meski saya belum membacanya, saya merasakan ada sesuatu dalam buku ini (ini novel), dan semoga saja insting saya ini benar.
Dan, ini saatnya saya putuskan "Titik Nol" sebagai buku yang saya pilih dan saya mau.
Terimakasih banyak ya pak Budy. Semoga, besok-besok bapak nawarin saya lagi ya #hihi mau nya! wew biarin!
Suatu hari, saya dipinjami buku karangan mantan Menkes almarhum Endang Rahayu Sedyaningsih yang berjudul "Seuntai Garnet dalam Hidupku", isi bukunya tentang kisah hidup beliau. Mulai dari kisah pengabdiannya sebagai seorang dokter bersama sang suami di daerah terpencil (daerah terpencil justru menjadi target pengabdiannya), kisah pengangkatannya sebagai mentri kesehatan, hingga kisah beliau saat mendapat vonis penyakit kanker, dari mulai terdiagnosis hingga maut menjemput. Semua tertuang dengan indah. Isi bukunya sangat bagus. Beda banget. Dan dari buku tersebut, saya bisa berkesimpulan bahwa beliau adalah seorang yang sangat penolong, rendah hati, jujur dan tegas. Masih ada dalam memori saya, bagaimana ia menolak pemberian dari seseorang, bukan karena sombong, tetapi karena ia tidak ingin itu menjadikan dirinya tidak bisa memandang lurus ke mata si pemberi. Kisahnya begini : ketika beliau muda, suatu hari ada seseorang yang baru pulang dari luar negeri. Orang ini kemudian memberi cendera mata sebagai tanda terimakasih akan suatu hal padanya (balas budi), berupa barang yang ia suka. Ia membawa pulang cendera mata tersebut ke rumah. Sesampai di rumah, ternyata ia teringat terus dengan pemberian ini, bahkan membuat ia tidak bisa tidur. Ia berfikir apa jadinya dirinya, jika ia dikemudian hari tidak bisa memandang sejajar orang tersebut, karena pemberian tersebut. Esoknya, ia mengembalikan cendera mata tersebut pada si pemberi. Si pemberi terkaget-kaget. Mungkin maksud si pemberi "pemberiannya" itu bukan 'upeti' atau sogokan buat beliau, tetapi ia mempunyai cara pandang sendiri. Dan setelah itu, setiap ada yang memberi sesuatu buatnya, semua dikumpulkna dan disumbangkan. Tidak ada satupun barang, ia terima dan pakai pribadi. Bahkan ia akan langsung menolak tanpa basi-basi, jika ada orang yang berusaha menyogoknya, dan uang sogokan tersebut akan langsung ditolak dan dikembalikan. Great. Dan kisah tersebut diceritakannya dengan jujur. Kisah ini memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi saya. Selesai membaca buku tersebut, ada yang membekas di hati saya. Hingga kini.
Ada juga buku "Pondok Baca"nya Nh. Dini. Buku ini bercerita tentang kisah perjuangan Nh. Dini dalam membangun pondok baca, bagi warga lingkungan sekitar rumahnya. Dan kisah pahit manisnya seorang Nh. Dini menjadi seorang penulis, yang memilih profesi menjadi seorang penulis sebagai main jobnya.
Oya, baru ingat, masih ada satu buah buku pak Budy, yang masih ada pada saya dan belum selesai saya baca hingga saat ini, judulnya "Life Without Limits" karya Nick Vujicic, yang bercerita tentang cacat fisiknya dan pertempuran emosi yang dialaminya, yang kemudian ia bisa memotivasi dirinya, bahkan kemudian ia bisa menjadi seorang motivator terkenal. Karena buku ini belum rampung juga saya baca, harapan saya sih, semoga akhirnya buku ini menjadi milik saya #hihi ngarepdotcom. Dan masih banyak buku-buku lainnya milik pak Budy yang dipinjamkan, tidak hanya pada saya, tetapi juga pada yang lain, yang akhirnya menjadi milik si peminjam #hihi ini mah modus namanya.
Kembali ke tawaran pak Budy. Diantara buku yang direkomendasikan ada beberapa buku yang membuat mata dan hati saya sepakat menyukainya, diantaranya : Cerita di Balik Noda (Fira Basuki), We Love Stress (Pauline Leander), Everything is Possible (Kevin Wu), 27 Jurus Jitu Meraih Impian (Samsul Arifin), dan Titik Nol (Agustinus Wibowo). Dari sekian buku tersebut, dua diantaranya paling saya mau, yaitu : Cerita di Balik Noda dan Titik Nol. Untuk menentukan pilihan akhir, akhirnya saya memilih 'Titik Nol" sebagai buku yang saya mau. Meski saya belum membacanya, saya merasakan ada sesuatu dalam buku ini (ini novel), dan semoga saja insting saya ini benar.
Dan, ini saatnya saya putuskan "Titik Nol" sebagai buku yang saya pilih dan saya mau.
Terimakasih banyak ya pak Budy. Semoga, besok-besok bapak nawarin saya lagi ya #hihi mau nya! wew biarin!
My Note : Buku, bisa memberi semangat dalam hidup
Salam,
Auntie Dazzling
wah asyik banget kalau punya boss baik seperti itu sobat, bisa betah nih kerja di tempat bos yang baik hehehehehe
BalasHapusPastinya bro ")
Hapusciye..ciyeee...
BalasHapusbaik amat sih boss nyaaaaa :)
aku belum baca tuh novel nyaaa...
ntar jangan lupa di review kalo udah kelar baca yah maaaak :)
Review ? aku bisanya nyambel hehe *tapi nanti tak coba say :)
Hapuswaah banyak juga koleksinya, sampai-sampai ada narnia dan eragon favorit saya :D
BalasHapushttp://oldsunday.blogspot.com
Cerita di Balik Noda?? penasaran neh sama judulnya ... di tungguin deh reviewnya ...
BalasHapusdisini ada tuh titik nol negara kita, hehehe
Cerita di Balik Noda itu buku Inspirasional, dimana dibalik noda/kotornya anak-anak ada tersembunyi bintang yang siap bersinar.
HapusJadi ini bukan Noda dan Irama yang itu eh Nada dan Irama #haha garing :)
bossnya baik hati ya mau membelikan buku
BalasHapusBaik banget jeng Lid :)
HapusBaik banget mbak bosnya hehe
BalasHapusBuku Almarhum menkes itu pernah denger ceritanya, kalo gak salah waktu itu diulas di televisi tentang kisah hidupnya.. Dan memang bagus kredbilitasnya dia
Yups bener banget Esra, beliau patut dijadikan contoh.
HapusEhmm....yang disayang ma bosnya? Ngomong-ngomong bosnya uda merid belum?*MainMata
BalasHapusHahha bossnya emang cowok dan dia udah merit and tipe suami baik banget.
HapusTerus kalo yang disayang ... bukan aku pastinya istri dan anaknya dong hahaha
wah asik dibelikan buku
BalasHapusEmang asiikk banget Fan :)
HapusWuih baik banget bosnya. Pengen deh punya bos kayak begitu. Eh, bos saya sekarang juga baik kok. Dulu kami dua minggu sekali dikasih vitamin C satu papan. Maklum kerja di bidang konstruksi tenaga banyak terkuras di lapangan. Salam
BalasHapusWaah berarti boss mu itu tergolong baik juga Ris :)
Hapusenak banget yah kllo punya bos seperti itu apalagi klo misalkan apa yang di kasih dia itu kesukaan kita pasti kita akan terima dengan lapang dada hehheh
BalasHapusHaha pastinya bro :)
Hapussetuju banget dengan quote di akhir mbak. aaah selalu amazing kalau dapet buku itu. bosnya baik ya...
BalasHapusSiipp .... emang my boss is really kind of me :)
Hapuswah, pak budi baik banget ya ngasih buku >.<
BalasHapusApalagi kalau dikasih lagi ... hahha maunya :)
HapusIt's great .. so great .. to read your writing, Sis. Keep up the good work ..! :)
BalasHapusThanks mas Martin :)
HapusDiberi hadaih buku merupakan menerima lubang jendela untuk melihat cakrawala dunia. Kita akan banyak tahu tentang jawaban apa dan siapa dengan sudut pandang yg berbeda, dengan merasakan setiap alunan karakter aksara yg tersusun disetiap uraian cerita.
BalasHapusPasti senang menerima hadiah buku ya Mba. Hee,,,,hee,,,hee,,,
Sukses selalu
Salam Wisata
Tepat banget mas, saya serasa diajak berkelana bersama sang penulis :)
Hapusbuku memberikan nilai lebih ketika kita bisa menangkap esensi dari buku tersebut dan mengamalkannya...
BalasHapusseperti sebuah kitab suci....
:)
Weiiss Top Dihas :)
HapusPilihan yang tepat, karena segalanya pasti dimulai dari Titik Nol.
BalasHapusSemoga titik nol ini menjadi awal untuk dapat tawaran buku lagi dan lagi...
Hahha harapannya itu sama ... lagi dan lagi #ngarepdotcom
Hapuswe love stree itu sebenarnya termasuk buku yang bagus loh untuk dijadikan koleksi dan bacaan harian... :-)
BalasHapusBetul mas, semua recommended book yang ditawarkan emang bagus semua. sama ngiler sama semuanya hehe :)
HapusEnak banget bosnya baik begitu >.<
BalasHapusKalo aku lagi naksir Cerita di Balik Noda-nya Fira Basuki >.< Entah siapa yang mau membelikan saya buku itu.
Buku bagi saya lebih berharga dari emas permata ^^ Meskipun kalo ada yang kasih emas permata ya gak nolak juga :p Emas permatanya ta' uangin terus beli buku deh XD
Hahha sama Dweedy .... kamu bisa aja :)
HapusEnak ada yang beliin.. Kalo ega mah nabung dulu.. Belom lagi celengannya di pecahin sama mama.. hehe..:D
BalasHapusYaah si ade, bilang sama mama jangan suka pecahin celengan ega gitu :)
HapusWow, boss yang baik hati. Akoh nggak pernah tuh digituin sama boss Akoh :)
BalasHapusEmang Boss aku tuh dah ganteng dan baiiikk hati banget, asik kan punya boss kaya gitu :) *pasti ngiri deh
HapusGood site () you've got here..
BalasHapusIt's difficult to find high-quality writing like yours nowadays.
I really appreciate individuals like you! Take care!!
Thanks for appreciating :)
Hapus