Translator

Selasa, 02 Oktober 2018

Jalan-Jalan


Dalam Gerbong kereta...



Perjalanan ini baru saja akan dimulai. Waktu menunjukkan pukul sepuluh tepat. Ini malam hari. Kereta Senja Utama mulai bergerak meninggalkan stasiun Senen, menuju stasiun Solo Balapan, sebagai stasiun terakhir tujuan. Kami rombongan cewek-cewek masa kini, eh salah, maksudnya emak-emak masa gitu, mendapat duduk di gerbong 5. Kebetulan, saya dapat seat No.9A, seorang diri. Di sebelah masih kosong. Dalam hati sempet berdoa semoga kondisinya seperti itu terus sampe tujuan, biar bisa tidur berselonjor kaki dengan nyaman, hmm pastinya asik sekali. Baru saja hayalan itu mengembang, tiba-tiba seorang laki-laki muda menghampiri saya. Dengan wajah datar, dia memandang saya, raut mukanya bak bilang, "Heiiii itu seat gue kaleee! Lo duduk jangan mengkangkang gitu, minggiiirrr kalo gak mau gue depak," begitu kira-kira dia bilang. Kenyataannya pikiran-pikiran buruk yang loncat dari otak saya itu stop hanya sampai di situ, si brondong tiba-tiba tersenyum manis, sambil menatap penuh makna. Sorot matanya lembut. Dia bicara sopan sekali, "Maaf, bisa geser... ini nomor seat saya," ujarnya santun bak malaikat penabur kasih.

Triiing!

Seketika saya tersadar, dengan sedikit grogi saya menggeser posisi duduk saya yang tadi dengan congkaknya duduk mengkangkang menguasai dua kursi sekaligus.

"Oya, silahkan mas," sahut saya dengan ujung mata sedikit menyelidik si pemilik suara malaikat ini. Gile, manis bingiiit. Glek! 😉

Waktu perjalanan dari stasiun Senen menuju stasiun Tugu-Yogya perkiraan delapan jam. Hah, rasanya waktu selama itu bakalan jadi gak ngebosenin kalo saja cowok ini pacar saya, haha mulai ngayal lagi tuh otak kotor. Buru-buru saya toyor nih otak, biar cepet siuman. Sadar woii sadar! Hiks.

Sebenernya kalo ngikutin nomor seat yang saya dapat, saya dapat seat no.7A, tapi berhubung waktu naik tadi terjadi pertarungan memperebutkan kursi, maka hasil yang didapat adalah : 

1. Yani berpasangan dengan Anis (paling depan, baris kiri)
2. Elik berpasangan dengan mba Wid (belakang pasangan no.1)
3. Bu Nur berpasangan dengan bu Sinta (paling depan, baris kanan)
4. Lastri berpasangan dengan Tini (belakang pasangan no.3)
5.Gue, eh maksudnya saya berpasangan dengan... si brondong manis. Tentunya! (duduk tepat dibelakang pasangan no.4). 

Gak nyesel deh, meski dituker duduknya. Setidaknya, saya dapat pasangan lain daripada yang lain. Cowok muda nan maniiiss. 

Jadi, siapakah sebenarnya sang pemilik seat no.9A itu?

Mau tau? atau mau tau banget?

Taraaaa...

Jadi, pemilik seat no.9A sebenarnya adalah bu Nur, berhubung (eh, malas ah cerita lagi, itu kan dah diceritain di atas. PEREBUTAN KURSI), maka keberuntungan bu Nur beralih pada saya, sebagai pemenangnya. Duduk bersebelahan dengan brondong manis akan terasa semakin manis seandainya ini kepala bersadar di dada bidang itu. Haha, tolong biarkan otak liar itu menari-nari mengikuti kegilaannya sesaat, sebelum kesadaran itu datang. (nakal ya, sentil!
 
Kalo dibilang untung dan ruginya, kayaknya dua-duanya untung deh. Saya dapat suasa baru dengan si brondong, bu Nur dapat tausiah baru dari bu Sinta.

1 - 1
SERI
Bukan SEURI (ketawa dalam bahasa Sunda) tapi kalo mau seuri juga gapapa sih, mengingat ketawa itu gratis tis, ibadah pula hehe.😇

Satu hal yang akan kurang dalam perjalanan ini adalah enggak bisa cekakak-cekikik bareng Anis atau Yani, karena jarak duduk yang cukup jauh. Bombay Cry. 😢😢😢  (puk puk jangan nangis ya!)

Cukup di sini ya masalah kursi. Case closed!

Sekarang yang saya rasakan adalah perut yang keroncongan, tanpa ada makanan sama sekali. Sebenarnya ada, cuma makanannya gak ada pada saya, mau minta agak malu-malu kucing neh (camilan mana, camilan mana... ?). Cukup nyiksa sih, cuma mau gimana lagi? Saya harus ikhlas dan enggak boleh marah, gak lucu ah kalo dikit-dikit marah apalagi cuma gara-gara makanan, kayak gak ada kerjaan aja. Atau, memang kerjaaannya marah? Haha, marah mah bukan kerjaan saya, mungkin kerjaan tetangga sebelah kalee haha... Ssssttt!

Dalam kelaparan saya malah teringat satu teman saya, Anyi, dia seharusnya ada dalam list perjalanan ini, tapi karena satu dan lain hal, dia tidak bisa bergabung (sayang banget ya Nyi). Selidik punya selidik, ternyata dia enggak dapat SIM alias Surat Ijin Monggo dari Ari, suaminya yang ganteng itu. Menurut sang suami, dia enggak perlu melarang atau mengijinkan tetapi biar Anyi yang memutuskan sendiri seandainya dia bersikeras untuk ikut. Nah, untuk hal ini kalian tebak aja sendiri apa itu artinya, ok!



***


Pukul 22.26. Kereta berhenti entah di mana dan mengapa, saya tidak tahu, soalnya ini pertama kalinya saya naik kereta ke arah Jawa. Kalau naik commuter line Jabodetabek sih udah katam, atau setidaknya udah tau lah, jadi ini adalah pengalaman berkereta ria dengan jarak tempuh yang lumayan cukup lama. 

Pukul 22.30. kereta bergerak kembali melaju menuju stasiun Balapan. Saya masih duduk sambil mengetik perjalanan ini. Lumayan duduk sendiri (eh lupa, berdua sama si brondong)  memberi kesempatan pada saya untuk menuliskan perjalanan ini, meski tetap terasa perih. Sakitnya tuh di sini (sambil menunjuk dada, eh bukan deng, menunjuk perut yang kelaparan).  whua 😞

Pukul 23.18. kereta berhenti lagi entah di mana. Di luar gelap gulita, tak terlihat pijaran lampu meski hanya setitik. Perlahan tapi pasti si tut tut tut ini berjalan lagi. Waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 23.21. oh ternyata kereta sudah memasuki stasiun Cikampek. Di seberang, ada kereta dengan arah berlawanan tampak berhenti. Tiba-tiba sesuatu yang menyengat memenuhi lorong kereta. Bau minyak cap kampak menguar menempel di ujung hidung saya. Ah, mungkin ini ibu Sinta yang pakai, pikir saya. Soalnya dari sekian orang rombongan kecil ini, minyak cap kampak ini paling cocok dimiliki dan dipakai oleh bu Sinta. Kebetulan baunya berasal dari depan saya, tepatnya sih di depannya lagi, iya itu di depan kursi yang diduduki Lastri-Tini, yaelah muter-muter amat ngomongnya, bilang aja langsung, bau minyak itu berasal dari kursi bu Nur-bu Sinta. Titik (hadeuh, ngomong gitu aja kok susah). Okay deh.

Semriwing aroma minyak cap kapak ternyata cukup awet. Baunya bahkan sekarang mulai berkolaborasi dengan suara. Suara dan bau bercampur menjadi satu. Terdengar suara bu Sinta yang asik ngobrol dengan bu Nur, ditingkahi suara Anis yang cekikikan tepat di sebrang kursi mereka. Feeling saya sih mengatakan bu Sinta sedang memberi pencerahan pada bu Nur, sedang Yani sedang mendongeng buat Anis. Pencerahan bu Sinta jelas tentang agama, sedang dongengnya Yani mungkin dongeng pengantar tidur. Anis yang mendengarkan dongeng enggak tidur-tidur juga, malah suara cekikikkannya makin terdengar jelas. Bisa diduga sang Pendongeng mendongeng dengan versi ludruk atau ketoprak-nya sendiri, yang membuat Anis matanya bertambah segar bukan ngantuk. Ya, dongeng pengantar tidur ala Yani, si Yance Van Basten itulah yang membuat Anis mules bukannya pules. Perutnya mules kebanyakan tertawa. Hemmm...ngiri, jadi pengen didongengin juga, hiks. 😁 
Ini akibat didongengin Yance van basten, jadi bisa bobo cantik dengan damai 😇


***


Pagi itu matahari cukup bersinar terang, aroma kehidupan mulai menggeliat kembali di dalam gerbong kereta ini. Tampaknya kereta sudah mau memasuki stasiun Tugu Yogyakarta, stasiun tujuan kami. Saya bangun dengan perasaan ringan. Halloo Yogya... I'm coming, teriak saya dalam hati. Ada secercah harapan menyambut perjalanan hari ini. Semoga semuanya lancar.

Keluar dari stasiun kami disambut dua buah mobil Kijang Innova.

"Selamat pagi," sapa seseorang yang adalah driver yang akan mengantar kami selama perjalanan ini. Ada dua driver, yang satu bernama mas Agung, yang satu mas Harry. Rombongan kami pecah menjadi 2. Satu rombongan terdiri dari : Saya, Yani, Anis, Lastri dan Tini ikut driver yang namanya mas Agung. Sedang rombongan satunya, bu Nur, bu Sinta, mba Wid dan Elik drivernya adalah mas Harry. Klop deh kita. Dan dari sinilah petualangan emak-emak asal Jakarta dan Tangerang ini dimulai. Harapannya semoga perjalanan ini menambah wawasan dan menjadikan pribadi baru yang lebih baik buat semua. Amin.

Yuk, kita lanjut ceritanya.

Mobil mengantar kami langsung ke hotel tempat menginap, Maranatha Grand Hotel namanya. Lokasinya sekitar kawasan Dagen, Malioboro. Hotelnya masih terbilang baru. Bisa dilihat dari tampilan hotel yang masih anyar, dengan kamar bersih nan asri. Haduuh, nyaman banget deh, ingin rasanya langsung loncat ke kasur dan meneruskan tidur panjang, atau sekedar leye-leyean di kasur juga boleh. Tapi, kami ke hotel hanya sekedar titip tas, seharusnya kami chek-in jam 14.00. beruntungnya kami bahkan dapat early chek-in (pengertian banget nih hotel, thanks a bunch ya)


Ini kamar yang saya tempati bersama Yani dan Elik. Plus ada tambahan kasur yang enggak pernah kita pakai. lha ber-3 juga ini muat kok  👍

Setelah menyimpan tas dan urusan kamar mandi selesai (sekedar bersih-bersih badan plus ganti baju), kami semua segera berkumpul kembali di lantai satu, dan segera berangkat.

Let's go gels! 

Sebelum berangkat, mejeng dulu ah :)

Dari  hotel mobil langsung membawa kami ke sebuah rumah makan, ceritanya sih mau breakfast. Tempat yang dipilih adalah penjual soto kudus. Kalo gak salah rumah makannya namaya "Soto Kudus Pak Dewo" deh, tapi gak tau juga sih tepatnya, soalnya agak-agak lupa juga bray hehe. Soto di sini terbilang enak, makannya bisa dicampur nasi atau dipisah. Ada banyak tambahan camilannya, ada : bacem tempe, tahu, sate telur puyuh, ati-ampela, bakwan, perkedel dan deelel, plus teh hangat gratis tis yang rasanya enak banget (teh apa itu ya? asli enak banget!).  

Penampakan soto kudus yang rasanya yummy itu
Rencananya setelah makan soto ini, kami akan langsung menuju candi Prambanan dan candi Borobudur, kemudian esok harinya, hari sabtu dilanjutkan ke Imogiri. Sayang, belakangan kami malah batal ke Imogiri (semoga besok-besok bisa ke Imogiri. Pray for that) 

Terusin ya ceritanya.

Hari itu, kami berkunjung ke Prambanan dan Borobudur, tak lupa pulangnya nyempetin belanja di pasar Beringharjo, yang katanya pasarnya murmer, tapi sih harganya standar kok gak murmer juga.

Ini kenang-kenangannya...
Gak bisa bahasa Jawa, jadi gak bisa nawar deh :(



Bergaya dulu meski bukan abg lagi :)
Oia, ini dia foto pertama kita sampai di Prambanan.

Nyampe, langsung bergaya :)

Sayang banget saya sudah agak-agak lupa ke mana saja kami jalan, mengingat perjalanan ini hampir 2 tahun silam. Yang masih terpatri salah satunya adalah wisata ke goa Pindul, lokasinya di Gunung Kidul. Di sini kami melakukan aktifitas Cave tubing. Cave tubing itu aktifitas menyusuri sungai yang ada di dalam goa dengan menggunakan sebuah ban pelampung. Seru banget deh, meski deg-degan karena sedikit ciut nih nyali.

Waktu pertama masuk ke goa langsung takjub menyaksikan keajaiban alam, deg-degannya terobati dengan pemandangan dalam goa. 

Ini sih gak relax tapi deg-degan, coba di zoom muka-muka ketakutan itu. Padahal ini baru zona terang lho :)
Baru mau masuk goa aja dah keliatan tuh muke takut :(

Ban pelampung kami perlahan mulai memasuki goa, awalnya sih masih agak-agak terang tapi lama-kelamaan gelap makin menyergap. Dalam goa tiba-tiba saya parno dengan air yang warnanya gelap itu, bisa diduga gelapnya air itu artinya kedalamannya semakin dalam. Hhiii merinding juga saya melihat semua ini. Dalam kegelapan pemandu memberikan arahan dan menjelaskan segala hal tentang goa Pindul, termasuk kedalaman air yang saat ini ada di bawah kami. Saat itu kami berada tepat di tengah-tengah goa, menurut pemandu, lokasi saat ini berada dalam zona gelap. Si Pemandu bilang, goa Pindul ini memiliki panjang 350 meter dengan lebar 5 meter, dan ini terbagi menjadi 3 zona, yaitu : zona terang, zona gelap, dan zona remang. Berarti bisa dibayangkan dong bahwa saat ini kami berada di titik tengah goa. Itu artinya air di bawah kami kedalamannya paling dalam dan goanya paling gelap, hanya senter yang menerangi wisata air ini. Dalam rasa takut saya hanya bisa berdoa dalam hati, bu Sinta terdengar bershalawatan, suaranya terdengar nyaring dalam goa ini. Dan ini mungkin termasuk wisata air yang bernuansa agamis, hehe two thumb buat bu Sinta. 

Ini sudah memasuki zona gelap. Asli gelap, hanya senter sebangai penerang. Lihat mukanya Elik, ketakutan apa lagi bergaya ngecengin pemandu ya?
Semua memandang ke atas dinding, lihat kelelawar yang banyak bergantungan. Ini bisa dilihat berkat senternya pemandu.
Setelah cukup menegangkan, akhirnya sampailah kami di zona remang, hmmm rasanya senang bisa kembali melihat terang  👏

Baru inget tadi waktu mau sampe di zona remang, saya melihat serombongan wisatawan yang sedang beradu nyali untuk loncat ke dalam dinginnya air. Rata-rata mereka cowok, ada juga sih ceweknya. Saya sempat melihat salah satu dari mereka yang gelegepan setelah menceburkan diri ke air, tangannya menggapai-gapai dengan kepala naik turun dalam air. Tidak seperti yang lain, tampaknya itu orang kurang pandai berenang, sama seperti saya rupanya hahaha... 👅

Gembira di zona remang. Lihat sebelah kanan atas, nah itu mereka yang sedang adu nyali nyeburin diri dengan cara loncat ke air.
Ke luar dari zona remang saatnya adventure ria kembali. Petualangan selanjutnya adalah menyusuri sungai dengan arus yang lumayan deras. Hiii agak takut juga euy melihat air yang lumayan kenceng itu. Satu-persatu dari kami dilepas. Masing-masing dengan bannya sendiri.


Enjoy the adventure 
Setelah bertegang-tegang sedikit, air kemudian mulai menenang, semua kembali ke formasi awal saling berpegangan satu dan yang lainnya. Pemandu memberi tantangan, siapa diantara kami yang berani menceburkan diri. Lastri, Anis, Tini dan saya mencoba menjawab tantangan itu, satu persatu dari kami disuruh menceburkan diri tanpa ban pelampung. Ingat saya tidak bisa berenang ya, walaupun badan sudah memakai rompi pelampung tetap saja rasa takut itu ada, hehe.

Gue.. eh saya mencoba memberanikan diri dengan menceburkan diri di sungai
Tini si orang Bogor yang jago renang
Kalo Lastri sih dari orok dah jago renang neh
Anis dengan gaya kura-kura ninjanya hahaha...

Puas bermain-main air, akhirnya tibalah di air terjun. Waahhh air terjunnya cukup cantik. Di sini kita ternyata harus merasakan gerujukan dari siraman air terjun ini, mungkin biar afdol, biar ngerasin gimana yang namanya digerujuki air terjun alami waaahhh.

Tuh yang kena gerujukan air terjun langsung mengap-mengap saking gedenya air, tebak siapa coba? Iya betul, itu mba Evi :)

Selesai urusan basah-basahan, kami berjalan menyusuri sungai menaiki tebing ya licin. Dari tebing pemandangannya cukup cantik, dan di sini kami berfoto ria kembali.


Setelah pendakian tebing, disuguhi pemandangan ini. No pain no gain! cihuuuiii
Selesai sudah berpetualang di Goa Pindul ini, setelah ini kami kembali dengan dijemput mobil bak terbuka. Keseruan terjadi dalam perjalanan ini. Ada saja cerita yang terangkai, dari tukang baso yang kita lewati, lalu kita dadah dadah padanya dengan menyebutkan sebuah nama. Iya, kita namai saja tuh abang baso dengan nama yang kita dapat saat itu. Waktu ditanya, "emang siapa itu?" jawabannya mana kutehe lha wong kita asal kasih nama aja, SKSD gitu deh, sok kenal sok deket hahaha. 


Tuh tetep cantik-cantik kan setelah basah-basahan
Setelah sampai kita semua pada ganti baju bersiap-siap kembali ke hotel. Tapi waktu itu kita sempetin mampir makan di warung bakmi jawa yang terkenal, namanya "Bakmi Mbah Mo"  di daerah Bantul. Letaknya di pelosok desa, waktu sampai saya malah takjub. Warung yang sederhana ini pengunjungnya hampir semua bermobil, meski letaknya jauh dari pusat kota Yogyakarta. Tampaknya nama "Bakmi Mbah Mo" ini cukup membuat orang penasaran untuk mencicipinya, termasuk kami tentunya. Sayang saking ramenya, kami makan pun harus sabar mengantri. Sudah dapat kursi pun kami harus sabar menunggu hidangan mie-nya tersaji. Gak sabar deh waktu itu, nunggunya kelamaan, giliran dapet rasanya menurut saya sih biasa-biasa wae, lebih enak mie kuah langganan di daerah di blok M deh. Hemm jadi gak worth it deh. Mungkin itu histeria massa saja, hingga orang semua ikut-ikutan, termasuk kita gak ya??

Waduh ceritanya sebenernya masih panjang, tapi waktu untuk menulisnya terbatas. Jadi, saya rasa cukup di sini dulu deh cerita petulangan emak-emaknya, lain waktu disambung lagi (halah).


Note : Life is simple, eat, sleep and enjoy your life.


Late post. Again!



Salam,
Auntie 'eMDi '  Dazzling

14 komentar:

  1. ✯WINSTAR88 𝐒𝐈𝐓𝐔𝐒 𝐉𝐔𝐃𝐈 𝐁𝐎𝐋𝐀 & 𝐒𝐋𝐎𝐓 𝐓𝐄𝐑𝐏𝐄𝐑𝐂𝐀𝐘𝐀✯

    1 User ID dapat bermain berbagai Permainan :

    ➤ SPORTBOOK
    ➤ CASINO
    ➤ SLOT GAME
    ➤ FISH HUNTER
    ➤ POKER
    ➤ SABUNG AYAM
    ➤ TOGEL ( SINGAPORE - HONGKONG - BEIJING - TOKYO - SEOUL -
    BANGKOK - BERLIN - MILAN - MANILA - BARCELONA - TIMOR )

    Minimal Deposit Pulsa Telkomsel & XL: 10.000,-
    Minimal Deposit : 25.000,-
    Minimal Withdraw : 50.000,-

    Promo langsung untuk member baru & member lama yang aktif

    ➤ Bonus New Member ( depo 50rb langsung dapat 30rb ) All GAMES ( Kecuali Togel )
    ➤ Bonus New Member 50% slot maksimal bonus 2.000.000,-
    ➤ Bonus New Member 30% sportbook maksimal bonus 1.000.000,-
    ➤ Bonus Deposit harian 10% setiap deposit maks bonus 5.000.000,-
    ➤ Rebate Sebesar 1% Dari Jumlah TO Setiap Minggu
    ➤ Bonus Referal 1% Seumur Hidup

    ☎ +62 821-6317-9233 [Whatsapp]
    DEPOSIT PULSA
    CARA DEPOSIT PULSA

    BalasHapus

Kunjungan anda adalah harapan bagi saya, tinggalkan jejak anda pada kolom komentar sebagai tanda harapan buat saya. Dan, semoga ini bukan harap-harap cemas :)
Dan diatas semua harapan, saya haturkan terimakasih atas kunjungannya :)

SAYA SUKSES - THE SECRET

The Secret - Rhonda Byrne Datangnya lebih awal. Di luar dugaan. Semesta telah bekerja begitu cepat buat saya. Ini adalah pelajaran berharga ...