Pada hari Sabtu tanggal 19-01-2013 kemarin, saya kalap lagi. Ini terjadi bukan untuk kali pertama, tetapi kekalapan ini seperti mengulang kekalapan dengan masalah yang sama.
Saya tidak tau, mengapa saya suka kalap jika melihatnya. Padahal orang lain mungkin tidak menjadi sekalap saya, jika menghadapi hal yang sama. Kekalapan ini berarti emosi saya yang tidak bisa terkendali, emosi saya meluap-luap. Sesuatu yang 'terlalu' lah nampaknya. Sehingga ini semua memancing orang sekitar berkomentar, "busyet, dia
kalap", bisik seseorang pada temannya dengan ujung mata yang tertangkap basah
oleh saya baru saja melirik pada saya dengan sedikit terbelalak. Jelas saya tau, bahwa yang ia maksud adalah saya, tetapi saya tidak mempedulikan mereka. Saya hanya balas melirik selintas pada mereka berdua, yang langsung berpura-pura tidak sedang ngomongin sayaeh emang saya selebrities apa pake diomongin segala. Saya cuek - tak mempedulikan mereka - saya tetap mengacak-acak barang yang ada didepan saya dengan kalap.
oleh saya baru saja melirik pada saya dengan sedikit terbelalak. Jelas saya tau, bahwa yang ia maksud adalah saya, tetapi saya tidak mempedulikan mereka. Saya hanya balas melirik selintas pada mereka berdua, yang langsung berpura-pura tidak sedang ngomongin saya
Kebiasaan kalap saya ini saya ceritakan pada salah satu teman saya, dia malah metertawakan saya sambil berkata "kalo gue, kalap kalo liat baju discount", ujarnya enteng. "Oh, ternyata kalapnya beda", batin saya.
Sebenarnya sekalap apa sih saya, jika sedang under controll dalam menghadapi hal satu ini ?
Emmm 'gak terlalu kalap sih sebenernya, karena ada rem yang cukup membuat saya tersadar. Rem-nya adalah "It's about the money, money, money" hehe, dan itu cukup ampuh membuat saya membeli buku sesuai kocek yang ada. Meski saya kalap melihat discount-nan buku di gramed itu, dan mengaduk-aduk buku discount dengan penuh semangat, tetapi tetep saja ada si pengontrol yang namanya money, dan si money inilah yang menjadi body guard setia saya. Dan dalam kondisi seperti inilah saya harus lebih jeli dalam memilih buku, biar bisa dapat hasil maksimal, buku bagus, banyak, dan murah tentunya. Assiiikkk kan !.
Yups, terjawah sudah deh kekalapan saya :) grin
Yups, terjawah sudah deh kekalapan saya :) grin
* Foto koleksi pribadi1 |
Cerita sedikit ya, akan mimpi saya sejak dulu.
Waktu saya kecil dulu, saya sering menonton film barat, yang dalam film-film tersebut sangat sering diperlihatkan adegan dimana pemainnya sedang duduk membaca di ruang perpustakaan pribadi, atau pernah juga saya melihat satu adegan film dimana batas ruang tamu bisa diputar dan jika diputar balik akan ada sebuah rak buku besar. Menakjubkan sekali. Dan ini cukup membekas di hati saya. Itu adalah pattern yang membentuk mimpi saya. Memiliki perpustakaan pribadi.
Hingga saat ini, saya masih memiliki mimpi itu, memiliki "perpustakaan pribadi". Tidak muluk-muluk kecilpun tak mengapa yang penting mimpi itu terwujud. Dan untuk mewujudkannya, ya sedikit-sedikit saya mulai mengumpulkan buku-buku yang sudah pernah saya beli, meski belum banyak tetapi segala sesuatunya harus dimulai. Seperti yang terlihat di foto diatas, itu adalah sebagian buku yang saya punya. Mimpi itu sudah ada di depan mata ya 5 cm jaraknya * seperti judul salah satu koleksi buku saya 5 cm karya Donny Dhirgantoro yang sekarang sudah dibuat filmnya. Tinggal fokus untuk dapat mewujudkannya.
" Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, didepan kening kamu ..... Jangan menempel. Biarkan .... "
" Dia ..... "
" Menggantung ..... "
" Mengambang ..... "
" 5 centimenter ..... di depan kening kamu ..... "
" Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu "
5 cm - Halaman 378 - Donny Dhirgantoro
Jika mempunyai perpustakaan pribadi adalah salah satu mimpi saya, bagaimana denganmu, apa salah satu mimpimu ?
My Note : Buku adalah jendela dunia, jika anda ingin melihat dunia 'bacalah'
Waktu saya kecil dulu, saya sering menonton film barat, yang dalam film-film tersebut sangat sering diperlihatkan adegan dimana pemainnya sedang duduk membaca di ruang perpustakaan pribadi, atau pernah juga saya melihat satu adegan film dimana batas ruang tamu bisa diputar dan jika diputar balik akan ada sebuah rak buku besar. Menakjubkan sekali. Dan ini cukup membekas di hati saya. Itu adalah pattern yang membentuk mimpi saya. Memiliki perpustakaan pribadi.
* Foto koleksi pribadi2 |
Hingga saat ini, saya masih memiliki mimpi itu, memiliki "perpustakaan pribadi". Tidak muluk-muluk kecilpun tak mengapa yang penting mimpi itu terwujud. Dan untuk mewujudkannya, ya sedikit-sedikit saya mulai mengumpulkan buku-buku yang sudah pernah saya beli, meski belum banyak tetapi segala sesuatunya harus dimulai. Seperti yang terlihat di foto diatas, itu adalah sebagian buku yang saya punya. Mimpi itu sudah ada di depan mata ya 5 cm jaraknya * seperti judul salah satu koleksi buku saya 5 cm karya Donny Dhirgantoro yang sekarang sudah dibuat filmnya. Tinggal fokus untuk dapat mewujudkannya.
" Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, didepan kening kamu ..... Jangan menempel. Biarkan .... "
" Dia ..... "
" Menggantung ..... "
" Mengambang ..... "
" 5 centimenter ..... di depan kening kamu ..... "
" Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu "
5 cm - Halaman 378 - Donny Dhirgantoro
Jika mempunyai perpustakaan pribadi adalah salah satu mimpi saya, bagaimana denganmu, apa salah satu mimpimu ?
My Note : Buku adalah jendela dunia, jika anda ingin melihat dunia 'bacalah'
Salam,
Auntie Dazzling
aku juga pengennn punya perpus pribadi di rumah.. nunu juga pengen. karna kita sama2 suka baca.. walopun beda genre sih, qiqiiqiqi...
BalasHapusWah hebat ya kalian, meski beda genre yang penting kan 'membacanya' say :)
Hapuswaktu belum punya anak aku juga kalap apalagi kalau ke book fair, tapi skr uda gak tuh. biasnaya kalau ke toko buku beli buku anak2 aja, aku cukup buku hadiah GA aja hehehe
BalasHapusWaah hebat Lid bisa dapet hadiah dari GA, kalo aku boro2 dapet hadiah, ikutan GA-nya aja gak pernah *hiks sedih ah
HapusWah si mbak hobi baca juga yah.. Hehehe....
BalasHapusEnggak sih, cuma ngumpulin buku doang, hehe :)
Hapuskirain kalap apaan. gak taunya belanja buku toh. sama la kalo itu sih. suka kalap hehhee
BalasHapusKalo gitu, give me five dulu ah :)
Hapushuehehe, kalap beli buku ya mbak... kirain kalap emosian gitu..
BalasHapusTapi untung ya duitnya limited, jadi kalapnya terkontrol hehe
Iya Eys, emang emosi beli buku hehe :)
HapusChacha2x...bunda kirain kalap kenapa. Apa kesel karena udah lama gak ketemu bunda, huahuahua.....ternyata kalapnya karena hobi beli buku toh> Jadi ya jelas lah yang bisa "ngerem" ya itu tadi money, money, money.......hehehehehe.....
BalasHapusIya bund, kangen juga sama bunda. Luve you Bund :)
Hapusgrrrr... ngerii ... mengerikan ... tapi untung kapannya sama buku, coba kl kalapnya sama monkey ..??? wew #bayangin brewhh
BalasHapusbtw, mimpi ... pengen suven summit boleh?
Weeisss itu mimpi besarmu ya, kudoakan semoga mimpimu tercapai, mencapai Seven Summits.
HapusWhy not ? :)
sy juga kalo liat buku suka kalap, kayaknya mendingan beli buku.. :D
BalasHapusHihi, bener mending beli ketimbang ngeliat doang ^ - ^
HapusKalau kalap seperti itu malah bagus sob. Itulah mimpi. Ane juga koleksi buku. Tapi kebanyakan tentang motivasi dan novel. Perpustakaan pribadi gitu
BalasHapusWah hebat ya bro, kamu udah punya perpus pribadi. Salut :)
Hapushmmmmm......
BalasHapuspengen banget punya perpustakaan pribadi...
:)