Sepi, itu yang dirasakan Roni siang itu. Mungkin hanya beberapa anak saja yang berseliweran di lorong kelas saat jam ketiga.
"Kesempatan. Mumpung sepi."
Roni tersenyum sambil bersyukur dalam hati karena sepertinya suasana sedang berpihak padanya. Diambilnya sebuah kursi, lalu membuka sebuah jendela kelas 8-H yang sudah rusak.
Sepi …
membangunkan bulu kuduknya. Jarinya mencengkram amplop hasil sumbangan.
Tujuh hari yang lalu Roni si Ketua
Rohis itu mengadakan penggalangan dana untuk di sumbangkan pada kaum Dhuafa.
Tetapi dana tersebut setengahnya raib entah kemana. Tak seorangpun tau. Hanya
terdengar desas-desus Ripto si Nakal itu yang jadi tertuduh.