Mommy : "Ayo baca sayang." Caca : "Caca sayang mommy" |
"Mommy itu kerjanya menulis dan membaca... wow mommy hebat," ujar putri tercintaku, Caca, dengan raut wajah menggemaskan. Aku tersenyum. Laptop dipangkuanku segera kusingkirkan. Aku menghampirinya, kupeluk dan kucium ia. Ada rasa bangga menelusuk relung hatiku. Entah bangga karena ucapannya atau bangga akan kata 'menulis'.
"Kamu mau menulis juga?" tanyaku.
"Boleh mom, aku nulis?"
"Boleh," sahutku
Kuangsurkan laptop ke arahnya.
"Ini de, kalau mau nulis disini," aku mengklik lambang Microsoft Office Word di layar monitor. Muncul halaman baru untuk mengetik. Putriku tersenyum senang.
"Nah, sekarang kamu bisa menulis cerita di sini," lanjutku. Kulihat putriku antusias mendengar ucapanku. Tak lama ia mulai memencet tombol-tombol huruf di keyboard.
Jeri suka Caca.
Caca, Mayang, Jeri bermain bersama.
Ya, putriku mengetik tulisan di atas dengan huruf dengan font 28. Aku tersenyum membaca tulisannya.
"Maksudnya apa de, Jeri suka Caca?" tanyaku.
"Maksudnya, Jeri suka main sama aku mom," jawabnya antusias.
"Ohh..."
Kulihat ia sudah tidak melanjutkan tulisannya. Perhatiannya sekarang beralih ke ponsel milik daddynya.
"De, ayo nulis lagi. Itu ceritanya baru sedikit," kataku lagi. Kulihat putriku hanya tersenyum-senyum, tampaknya ia mulai enggan meneruskan.
"Udah dulu mom, aku mau main games dulu, di handphone daddy," sahutnya tanpa peduli lagi pada laptop yang tadi aku serahkan padanya.
Putriku ini memang paling tidak bisa diam, jika aku sedang memegang laptop ia akan turut sibuk ingin memegangnya juga. Kalau sedang pegang ponsel, ia pun pasti akan meminta ponsel yang aku pegang.
"Mom, boleh aku pinjam handphonenya mom?" tanyanya suatu hari.
"Boleh. Tapi, mommy sekarang lagi sms kakak Yosi," kataku.
"Boleh mom, aku sms kakak Yosi?" tanyanya kemudian.
"Boleh," sahutku. Kuserahkan ponsel ditanganku. Aku ingin melihat ia menulis. Kulihat ia mulai mengeja huruf yang akan ia ketik.K-A-K-A-K Y-O-S-I I-N-I C-A-C-A A-K-U S-A-Y-A-N-G K-A-K-A-K Y-O-S-I terdengar ia mengeja sambil mengetik kata-kata di atas.
"Gini, mom?" tanyanya. Layar ponsel ia tunjukkan padaku.
"Iya. Sekarang tinggal kirim," jawabku. Putriku terlihat senang. Ia segera memencet tombol kirim.
Pancinganku menulis terhadap putriku ini ternyata cukup manjur. Caca yang usianya belum genap enam tahun itu sekarang sudah lumayan lancar membaca. Meski kadang masih agak sedikit kesulitan jika kata-katanya panjang. tapi secara keseluruhan sih dia ok banget. Kubayangkan diriku yang saat seusianya. Belum bisa membaca, bahkan belum mengenal huruf, haha.
Caca yang berusia mau enam tahun tanggal 28 Maret 2015 ini, sekarang sudah piawai ber-sms-ria atau bbm-an. Bahkan ia sangat piawai beretelepon ria, kata-katanya cerdas dan nyambung jika bicara. Kegemarannya saat ini berkirim sms dan menelepon. Harapan saya cuma satu, ia gemar menulis dan membaca.
Dan, harapan lainnya : Kelak ia akan menjadi seorang penulis handal. Penulis yang bisa mengubah dunia menjadi lebih baik melalui tulisannya. Dan satu lagi, ia bisa mengelilingi dunia gratis lewat hasil karya tulisannya. Amin.
Itu doaku, buatmu, my baby blue.
I Love You,
Mommy
Aamiin,smeoga tercapai impian mamanya ya
BalasHapusAmin, terimakasih doanya ;)
HapusBeliin buku cerita Mbak ^^ soalnya layar gadget gak bagus buat mata dan warna warninya yang cerah merangsang otak anak menjadi brain popcron, meletup-letup, emosi jadi gak stabil.
BalasHapusIya Dwee, dari bayi saya udah beliin buku buat dia hingga sekarang, cuma dia sekarang lagi suka2nya sama gadget, gara2nya dulu saya beliin tablet.
HapusThanks ya Dwee masukannya :)
semoga caca kaya mommy nya yang jago nulis yaaaa
BalasHapusTerimakasih kakak Nabil, Doakan, semoga Caca bisa jadi penulis handal ya :)
HapusAmiiiin... Semoga terkabul!!!!
BalasHapusAnak adalah harapan dari orangtuanya.
BalasHapusSmoga harapan yang bisa memberikan kebanggan buat kedua orangtuanya bisa tercapai nantinya.