Sumber |
Uhuk uhuk uhuk...
Suara batuknya terdengar lagi, aku mengintip dari balik gorden pembatas kamar tidur dan ruang tamu kamar majikanku. Majikanku seorang bapak tua berusia sekitar tujuh puluh dua tahun yang hidup sebatang kara. Profesinya sebagai pembuat boneka cetakan membuatnya jarang bergaul dengan orang lain. Selain aku, hanya boneka-boneka yang bertebaran di rumahnya lah yang menemaninya.
Sebagai seorang majikan, ia termasuk seorang pemurah hati. Jatah makan siangku selalu enak, aku rasa si Inem pembantu seberang rumah tentunya makan daging saja paling banter kalau hari Raya Lebaran saja. Berbeda denganku yang kapan saja bisa makan enak.
Pagi ini ada seorang ibu bertamu, raut wajahnya tampak kusut dan sedih.
"Pak, tolong saya! Buatkan saya boneka yang wajahnya sama persis dengan anakku yang hilang sebulan lalu," katanya sambil menyodorkan sebuah foto pada majikanku. Aku mencoba mencari tau wajah dari gambar si anak yang dimaksud si ibu. Mataku mencuri pandang. Deg! Jantungku rasanya hampir copot, wajah gadis itu sangat familiar buatku.
Majikanku manggut-manggut.
"Buat apa bu?"
"Supaya saya masih bisa melihat anak saya mesti hanya dalam bentuk boneka."
Tak lama kulihat majikanku mengantar si ibu sampai di pintu gerbang.
"Susi...!" Ia memanggilku. Aku diam. Jantungku berdebar-debar.
Dilemparkannya sebongkah daging berbentuk paha padaku, bongkahan dari satu tubuh yang sama yang dalam seminggu ini aku makan. Aku hanya mengendusnya, tak ada hasrat memakannya. Foto yang aku lihat tadi sama persis dengan salah satu boneka plastik buatan majikanku yang cetakannya ia buat dari wajah gadis kecil dalam foto itu.
Tiba-tiba saja aku teringat anakku yang dibantai dan dimakannya. Dogs not for feed! Mas bro.
Tiba-tiba saja aku teringat anakku yang dibantai dan dimakannya. Dogs not for feed! Mas bro.
"Guukkk guuk guukk....!" Aku menyalak. Kemudian aku menerjang, menggigit dan mencabik-cabik tubuhnya. Sama seperti ketika ia memutilasi anak-anak kecil tak berdosa itu.
***
261 Kata
Ditulis untuk Monday Flashfiction - Prompt #84 - Si Pembuat Boneka
endingnya ternyata begitu yah :o
BalasHapusOhhh anjing ya ^^ kalau anjingnya makan dengan ikhlas dagingnya lebih spooky lagi mbak ceritanya :p
BalasHapusChacha, sadis banget tuh majikan si guguk. Bunda jadi inget film "The House of Wax." Idenya oke banget. Bunda mau bikin ah, dah lama gak bikin FF buat MFF. Bisa gak, ya?
BalasHapusCeritanya dari sudut pandang si guguk yah
BalasHapussadis si tuannya
BalasHapusapa dia juga kannibal ya
Hem... Kaya ada yg krg...
BalasHapusDaging yg dimakan susi itu daging anak yg hilang kah?