“’Mba silahkan masuk, tolong alas kakinya dibuka”, suara perempuan dilobi
praktek dokter 24 jam itu mempersilahkan saya masuk dan menyuruh saya membuka
sepatu yang saya pakai, yang tanpa sengaja ikut nyelonong masuk juga karena
saya tidak membaca tulisan “Harap Alas Kaki Dibuka” . Sayapun langsung membuka
sepatu saya dan menghampirinya.
Setelah saya menyerahkan kartu asuransi kesehatan milik saya, kemudian ia
sedikit bertanya-tanya pada saya.
Perawat : ‘Mba. Sudah pernah berobat disini ?
Saya : Belum
Saya : Dokter giginya ada ?
Perawat : Ada, tapi masih ada pasien
Saya : Oh
Perawat : Tunggu ya ‘mba. Nanti
kalau gilirannya tiba ‘mba dipanggil
Saya mengangguk sambil menahan rasa sakit.
Setelah kurang lebih setengah jam si perawat memanggil nama saya lagi
“Markonah Sokimut” katanya. Ya, jawab saya singkat. Tolong isi data dulu ya
‘mba, katanya. Kemudian ia menanyakan alamat , tanggal & tahun lahir saya.
Setelah saya memberi informasi data diri tersebut si ‘mba perawat ini berkata
lagi “ditunggu ya bu” katanya ramah. Kok
"bu" , ‘gak ‘mba lagi ? tanya hati saya. Saya tersenyum dalam hati, sambil
berkata “terjebak” ya.
Kejadian diatas tadi, mengingatkan saya waktu saya mau melahirkan my beloved
daughter pada 28 Maret tahun 2009 silam.
Ketika saya ditanya data-data diri oleh seorang perawat dan sang perawat
sendirilah yang mencatatkan semua data yang saya berikan. Setelah selesai, saya
disodorkan data yang telah terisi
tersebut untuk ditandatangani. Dahi saya berkerut dan langsung bilang “‘mba perawat maaf , ini dua digit akhir
tahun lahir saya salah, ini sepuluh
tahun lebih muda, seharusnya tahun
“sekian” kata saya mengoreksi. Perawat itu memandang saya dari atas sampai
bawah “bener bu" katanya lagi tak percaya. “Ya, mba”
kata saya meyakinkannya. Ia berguman kecil
“emmm !” desisnya tak percaya sambil meralat tulisannya.
Ada lagi kejadian di bank, pernah suatu hari ketika saya sedang menunggu antrian,
datanglah seorang perempuan muda menghampiri saya. Ternyata ia adalah seorang
agen asuransi jiwa yang bekerjasama dengan bank dimana saya menabung. Dan
terjadilah dialog seperti ini :
Agen As. : ‘Mba, sudah punya asuransi
?
Saya : Sudah
Agen As. : ‘Mba ikut asuransi apa
?
Saya : Pendidikan dan jiwa
Agen As. : Asuransi jiwanya produk
mana ‘mba ?
(* saya menyebut salah satu asuransi
jiwa yang cukup terkenal )
Agen As : Oya, asuransi itu memang
bagus, tapi asuransi kita beda loh ‘mba, yang membedakan akuisisinya, katanya
lagi menjelaskan dan kemudian bla bla bla.
(* Akhirnya saya benar-benar terpikat dengan rayuan agen asuransi ini, dan
dengan kesadaran sendiri saya mulai
mengisi data-data yang diperlukan)
Setelah saya mengisi seluruh kelengkapan data, ia membacanya dengan seksama
kemudia ia menengadah kearah saya , sambil berkata “wah, saya pikir ibu seusia saya” katanya sambil tersenyum.
Saya balas tersenyum. Akhirnya kata “ibu” itu muncul lagi menggantikan kata
“‘mba”.
Castingan saya yang imut-imut ini (*haha muji maneh) tampaknya telah banyak mengecoh orang. Prinsip saya adalah ”tua itu pasti dan berjiwa muda
itu pilihan”, dan apakah karena prinsip seperti itu membuat saya terlihat jauh lebih muda dari usia sesungguhnya. Saya
tidak tau. Yang jelas, cukup banyak orang yang telah salah tebak alias terkecoh.
Hal ini membuat banyak orang menjadi penasaran, mereka ingin tau berapa usia saya yang sebenarnya. Mereka bertanya "berapa sih sebenarnya usia bu/jeng/’mba Markonah Sokimut ini ?" tanya mereka pada saya , dan saya hanya bergumam "kasih tau 'gak ya ??"
My Note : Jangan tanyakan usia perempuan, tapi tanyakanlah rahasia kecantikannya saja.
Salam,
Cha2
Saya tersenyum membaca kalimat penutupnya ...
BalasHapusterima kasih atas sarannya ... :)
Salam saya Mbak "Markonah"
Thanks ya mas sudah mampir kesini.
Hapuswahaha, berarti ibu terlihat lbh muda dari usianya..
BalasHapusDulu pernah salah tulis karena 2 digit akhir tahun alahirnya 10 tahun lebih muda, biar aku tebak..
mbak tahun 58, salah tulis jadi 68 ya
hueheuhhehe
peace :D
Salah say harusnya harusnya tahun 48, saya tulis 58 hahaha ...
Hapusbagi dong rahasia cantiknya :)
BalasHapusWaah justru saya mau tau rahasia kecantikannya mba Lidya :)
Hapusdilihat dari wajahnya, kayaknya mbak ini early thirties deh.. #sotoy :P
BalasHapushahaha bukan early thirties tapi early THIRTEEN deh, huahua ..
HapusAku juga mau dong rahasia awet mudanya mbak...
BalasHapusSoalnya aku tampang tua nih kakakak~
boros kali hiheieiiehieiee
HapusWalah Kakak Una bisa aja, hehe ...
Hapushahahahahah, yyaaaa yaaaa,
BalasHapusUsia gak penting.
Iya, yang penting umur, haha sama aja dong
Hapus”tua itu pasti dan berjiwa muda itu pilihan” <--- suka bangett dgn prinsipnya.. hohohoho.. XD
BalasHapusBiar terasa muda terus gitu loh, hoho :)
Hapusbiasanya gitu ya, perempuan pantang ditanya umur, dan pantang juga ditanya berat badan, biasanya hehehe
BalasHapusIya, soalnya takut ketakuan modalnya hehe
Hapuswah awet muda ya....
BalasHapusEmmm sebenernya "awet tua' sih hehe
HapusKonon kata sebagian orang menanyakan atau bertanya umur itu tidak sopan
BalasHapusOh, begitu ya mas ?
Hapusberarti keliatan awet muda :D
BalasHapusBukan keliatan tapi SEBENARNYA loh, haha canda ding !
HapusSaleum,
BalasHapusApasih salahnya menanyakan umur? emang haramkah? heheehe...
Haram kalau setelah bertanya umur terus dimintain uang segala hehe ...
Hapus*dan saya juga mengerutkan dahi...
BalasHapustapi saya panggilnya mbak aja ya.. :D
Boleh, asal jangan'mbah aja hehe !
Hapussaya aja kalo lagi mudik di rumah sering dianggap sebagai adik saya yang umurnya 4 tahun lebih muda.
BalasHapustampang eamang bisa menipu sih ya :p
Wah berarti tampang mas emang lebih muda dari adik mas ya.
HapusSiip awet muda itu namanya :)
iya kadang kadang muka sudah mengecohkan.. apalagi kalau orangnya murah senyum tambah awet muda lagi tuh...
BalasHapusSaya murah senyum 'gak ya ?
HapusMurah senyum aja deh, biar awet muda :)
biasanya kalo orangnya perawakannya imut2 emang suka gitu mba, suka dikira lebih muda daripada usia yang sebenarnya *pengalaman pribadi :D
BalasHapusHihi gitu ya say ?
Hapus